Minggu, 28 Desember 2014

TAKOYAKI dari negeri Sakura

TAKOYAKI

jajanan khas jepang satu ini saat ini sedang digandrungi oleh para penikmat kuliner khususnya penikmat kuliner khas negeri sakura ini. selain karena rasanya yg unik dan lezat harganyapun terbilang murah. tak heran banyak outlet di plaza-plaza yang menjual makanan ini.

Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan untuk dinikmati sebagai cemilan. Takoyaki biasa dijual dalam bentuk set dengan 1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah takoyaki yang disajikan di atas lembaran plastik berbentuk perahu atau dimasukkan ke dalam kemasan plastik transparan untuk dibawa pulang.

Takoyaki dimakan dengan menggunakan tusuk gigi, tapi di Tokyodimakan dengan menggunakan sumpitsekali pakai. Penjual takoyaki selalu memberikan 2 batang tusuk gigi untuk satu orang, karena takoyaki yang ditusuk dengan sebatang tusuk gigi bisa berputar-putar sewaktu diangkat dan jatuh sebelum masuk ke mulut.

Takoyaki dalam wadah berbentuk perahu

Pada mulanya, takoyaki dijual dengan menggunakan tusukan bambu dengan isi 3 buah per tusuk. Di sekitar tahun 2000 masih bisa dijumpai sebuah kios yang menjual takoyaki dengan tusukan bambu di Prefektur Aichi, tapi sekarang sudah tutup dengan alasan usia lanjut penjualnya.

Harga takoyaki bisa berbeda-beda bergantung wilayah dan kios yang menjual. Satu set berisi 5-8 buah takoyaki biasa dihargai antara 200 yen hingga 400 yen. Di daerah Kansai, harga bisa menjadi lebih murah akibat persaingan ketat di antara penjual.

Di kota Osaka, kios penjual takoyaki bisa dengan mudah dijumpai di mana-mana. Penjual dengan kios yang agak luas kadangkala menyediakan ruangan khusus untuk makan takoyaki, tapi takoyaki sering dinikmati secara santai sambil berdiri, berjongkok atau dimakan sambil berjalan. Pembeli bisa menonton penjual yang sedang membolak-balik takoyaki agar bulat seperti bola sambil menunggu pesanannya jadi. Takoyaki sebaiknya dinikmati di tempat dalam keadaan panas-panas, walaupun pembeli sering meminta dibungkus untuk dibawa pulang.

Selasa, 02 Desember 2014

NASI SERPANG MADURA

Dari kota Surabaya menuju pulau Madura jalur yang paling efektif dan digemari masyarakat adalah Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara dan merupakan jembatan kebanggaan Nasional yang kokoh dengan titik berat pada masyarakat Jawa Timur sebagai tuan rumah dengan keunikan budayanya. Selain itu, jembatan ini menjadi landmark juga ikon nasional provinsi Jawa Timur yang senantiasa terus membangun negeri. 

Kota Bangkalan merupakan pintu masuk dari jembatan di sisi madura. Jadi, bagi Anda yang berkunjung atau sekedar ingin melancong ke jembatan suramadu atau Pulau Madura, jangan lupa untuk menyempatkan diri Anda berbelanja segala macam oleh–oleh dan kuliner khas Madura.

sebagai orang asli madura tentunya saya mengetahui apa saja makanan khas dari Madura. Masyarakat luas mungkin hanya mengenal sate dan soto madura sebagai makanan khas Madura, tapi sebenarnya masih banyak lagi makanan khas dari daerah ini yang belum diketahui. Salah satunya adalah nasi serpang. 

Makanan ini diracik berdasarkan resep masakan para leluhur warga Bangkalan Madura. Nasi Serpang merupakan masakan paduan dari bahan makanan segala penjuru. Maksudnya dari penjuru daratan, pantai sampai dengan lautan. Dari ikan laut sampai daging hewan daratan. Bahan makanan yang dimaksud, antara lain: 

•    Nasi
•    Pepes ikan tongkol
•    Kerang dimasak sambal goreng
•    Soun bumbu kecap
•    Telor asin masir
•    Sambal terasi
•    Kerupuk rambak bumbu rujak
•    Dendeng daging sapi madura
•    Kripik paru
•    Rempeyek ikan teri dan kacang

pastinya menggiurkan lidah untuk terus bergoyang menikmati rasa nasi serpang ini. full colour. ya full colour ciri khas dari nasi serpang ini.
Satu lagi kekhasan Nasi Serpang, yaitu nyaris tak ada sayur yang nongol di belantara lauk pauknya. Hal ini juga akan Anda jumpai hampir di setiap masakan made in Madura, seperti sate madura, soto madura, dan juga Topa Ladha (Makanan yang dibuat dari topa atau lontong yang sudah jadi kemudian di potong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah itu topa ditambah oleh patheh (kelapa urut) dan diberi sambhel (sambhel dalam bahasa madura adalah bumbu khas untuk sebuah makanan). Jangan heran jika siang anda tidak bisa menjupai nasi ini, jadi  berburunya harus pagi-pagi. Karena kalau agak siang biasanya sudah habis. Pagi pun kalau membeli harus mengantri, karena rata-rata orang membelinya beberapa bungkus. 

Yang paling saya suka adalah nasinya yang pulen (punel kalau kata orang Madura atau Jawa Timur). Karena di daerah nasi ini berasal, Desa Sabiyan, Kecamatan Bangkalan masih banyak sawah. Padi atau berasnya dibeli dari petani setempat. Ditambah lagi dengan lauknya yang sangat banyak macamnya, dengan rasa yang khas. Makanan ini cocok untuk sarapan pagi, seperti halnya sarapan nasi uduk untuk orang Jakarta dan sekitarnya.Silahkan ke Kota Bangkalan jika anda tergoda untuk mencicipi nasi serpang tersebut.

Rabu, 19 November 2014

PECEL SEMANGGI SOEROBOJO

Dalam rangaka memperingati hari Pahlawan yg tepat jatuh pada tanggal 10 november ini, sebagai salah bagian dr rakyat suroboyo; saya pun ingin turut andil dalam merayakannya. sederhana saja saya ingin mencicipi berbagai kuliner yang hampir punah di kota pahlawan ini. pertama saya ingin mencicipi PECEL SEMANGGI Suroboyo. Ya, berbicara tentang pecel semanggi suroboyo ini adalah salah satu makanan yg sudah hampir punah sebagai makanan khas surabaya karena sulit ditemui. Penjualnya rata-rata adalah ibu-ibu paruh baya yang berdagang keliling dengan menyunggi besek berisi bahan-bahan pecel. Kendala utama sih di faktor bahan dasarnya, yaitu daun semanggi.
Konon makanan ini juga sudah merambah restoran dan hotel-hotel, namun menurut saya, lebih mantab kalo kita mencicipinya langsung dari penjual tradisional.
Seperti namanya, pecel ini berbahan dasar daun semanggi (Marsilea crenata) yang direbus dan disajikan dengan kecambah rebus kemudian disiram bumbu yang terbuat dari ketela rambat atau ubi jalar (Ipomoea batatas) yang direbus dan dicampur gula jawa, garam, terasi, petis udang (makanya warna bumbunya berwarna hitam), sedikit kacang tanah, dan cabai.

Pecel ini disajikan tanpa nasi, hanya sayur semanggi dan kecambah disiram bumbu yang disajikan di dalam pincuk daun pisang. Untuk memakannya, kita wajib dan fardhu menggunakan kerupuk puli yang terbuat dari beras (di beberapa daerah di Jawa kerupuk ini disebut dengan kerupuk gendar).

Kerupuk puli ini berfungsi menggantikan sendok. Kalo cara saya makan, kerupuk dicuil kemudian cuilan ini digunakan untuk menyendok sayur dan dimakan bersama. Kerupuk ini sangat lebar sehingga kita harus berhati-hati membawanya supaya tidak jatuh (karena biasanya disajikan di samping pecel).

Secara penampilan, pecel semanggi memang “kurang menggiurkan”, namun secara rasa, woohh! Seddap!!

Makanan ini biasa dijual dengan berkeliling. Si penjual biasanya berteriak, “seemmmaannnggiiiiiii…”, dengan nada tertentu untuk menjajakan dagangannya.
Karena sulitnya bahan baku daun semanggi, penjual ini waktu berjualannya tidak menentu. Kadang seminggu sekali, kadang dua minggu sekali. Para penjual ini kebanyakan berasal dari daerah Benowo, Surabaya bagian barat. Daun semanggi yang digunakan pun bukan daun semanggi liar (yang biasa tumbuh di sungai dan sawah), tapi dibeli dari seseorang yang membudidayakan semanggi ini, begitu menurut pengakuan si penjual. ketika saya sedang memebeli semanggi yg kebetulan lewat depan rumah saya.
Bila diperhatikan, gaya penjual pecel semanggi ini sangat khas. Ibu-ibu ini selalu menggunakan kebaya plus kain batik, kemudian sebuah selendang dililit sedemikian rupa di atas kepala yang berfungsi sebagai alas ketika dagangan disunggi.

Formasi dagangan ketika disunggi pun sangat khas. Sebuah besek atau keranjang berisi sayur dan bumbu berada di bawah, kemudian di atasnya ditumpangkan seplastik besar kerupuk puli.

Tangan satu memgang dagangan di atas kepala, tangan yang lain menenteng keranjang yang berisi daun-daun pisang untuk pincuk dan gear lainnya. Tentu dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa sehingga dagangan ini tidak tumpah.

Ketika ada pembeli, dengan suatu teknik yang sigap, keranjang yang menjulang tinggi di atas kepala ini bisa “mendarat” dengan sempurna. Sebaliknya, ketika selesai melayani, keranjang dagangan ini pun bisa dengan cepat berpindah ke atas kepala! WOW

Semoga kita bisa selalu melestarikan budaya warisan Kuliner Indonesia salah satunya makan khas Surabaya ini PECEL SEMANGGI.